Jumat, 08 Januari 2016

Laporan kimia identifikasi senyawa organik



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM









Disusun Oleh
Nama               : Nur Hidayah             
NPM                : E1D015045               
Prodi              : Agribisnis
Kelompok                : 4 (empat)
Hari/Jam                : Jumat, 08:00-09:40 WIB Tanggal             : 20 November 2015  
Ko-Ass             : 1. Retno Windy
                     2. Tri Nur Rodiyah       Dosen             : Hasan Basri Daulay, M.S 
Objek Praktikum    : Identifikasi Senyawa Organik          





LABORATORIUM TEKNOLOGi PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan dan senyawa . di antara banyaknya hal yang di pelajari dalam ilmu kimia tersebut tentu kita mengenal bagianya yang di sebut kimia organik dimana cabang ini mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen , oksigen dan nitrogen . Senyawa organik adalah senyawa -senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisik dan sifat - sifat kimia yang khas . Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasanya dari senyawa unsur lain semata - mata karena alasan jumlahnya yang demikian besar .
Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang sering dihadapi dalam laboratorium kimia organik . Senyawa organik tersebut dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam . Dalam melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan pemisahan dan pemumian komponen- komponen penyusun campuran semua metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik dari komponen -komponen penyusun campuran . Teknik pemisahan seperti ekstraksi , yang di dasarkan pada perbedaan kelarutan , destilasi fraksinasi dan destilasi uap , yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap .
Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan pengidentifikasian , agar dapat mengetahui sifat-sifat dari suatu senyawa organik yang belum diketahui namanya atau sample larutan tidak tertera nama larutan atau senyawanya . Identifikasi senyawa organik sangat penting bagi orang yang akan menghabiskan waktunya bekerja dalam laboratorium atau orang yang akan melakukan penelitian sangat penting untuk mempelajari identifikasi senyawa organik .
Dalam mengidentifikasi senyawa organik dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan suatu pelarut yang khusus untuk menguji suatu senyawa organik  diantaranya eter , air , larutan HCl dan lain - lain

1.2 Tujuan percobaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasikan senyawa organik ( alkohol , fenol , aldehid , keton dan asma karboksilat )























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.  Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi dua berdasarkan sifat kimanya ; reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester, dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi oleh  keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut (Bettelheim, 2005).
Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida atau karbon dioksida. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan berbagai bahan kimia, sebagai cairan pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Sifat fisika dan kimia metanol antara lain memiliki rumus molekul CH3OH, massa molar 32,04 g/mol dan memiliki densitas 0.7918 g/cm³. Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat (Ali, 2005).
Fenol berbentuk solid, berbau aromatik dan tajam, tidak berwarna. Memiliki titik didih 182°C dan titik leleh 42°C. Fenol berfungsi sebagai zat antiseptik, zat disinfektan, Pembuatan pewarna, resin. Sifat kimia yang paling penting dari fenol adalah bahwa tidak seperti alkohol, mereka bersifat asam. Fenol memiliki nilai Ka sekitar 10-10 (pKa = 10), yang membuat mereka asam lemah, jauh lebih kuat dari air tetapi jauh lebih lemah dari asam karboksilat (pKa sekitar 5) (Bettelheim, 2005).
















BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
      1. Alat
-        Botol semprot
-        Gelas piala
-        Gelas ukur
-        Pipet tetes
-        Erlemeyer
-        Tabung reaksi + rak
-        Penjepit tabung reaksi
-        Pipet volume 5 ml
-        Batang pengaduk
2. Bahan
-        Asetron
-        FeCL3
-        Asam kromat
-        Etanol 95 %
-        NaOH 10 %
-        Aseton
-        Aquadest

3.2   Cara Kerja
3.2.1 test FeCL3 ( test karakteristik untuk fenol )
Siapkan tabung reaksi lalu masukan sample yang akan di uji , Tambahkan 5 tetes larutan FeCL3 dan dilakukan penggojokan . Jika tidak terbentuk warna menunjukan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol .
3.3.2 test asam kromat ( test karakteristik alkohol )
Siapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sampel yang akan diuji kedalamnya . Tambahkan 1 ml aseton , kemudian tambahkan 1 tetes asam kromat . Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder .



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil pengamatan
    
No
Sampel
Percobaan
Hasil Pengamatan
Keterangan
1.
Glukosa
Sukrosa
Test FeCl3
Kuning pekat
kuning
Senyawa fenol
2.
Glukosa
Sukrosa
Test asam kromat
Kuning muda
Kuning tua
Berubah warna

3.2  Pembahasan
Prinsip dari uji feri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada sampel dengan penambahan larutan feri klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan larutan feri klorida. Warna yang diperoleh bergantung pada subtituen yang terikat pada fenol. Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel fenol ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu. Artinya hasil uji feri klorida dengan fenol adalah positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi dengan feri klorida yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu (Sudarmo, 2006).
Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.  Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester, dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi oleh:  keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut. Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel etanol ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan.
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang penting. Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan formaldehid dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton adalah adisi ikatan rangkap karbon-oksigen.
Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid dan keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugu karbonil.














BAB VI
PENUTUP


6.1 Kesimpulan
     Senyawa organik merupakan golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.

6.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya memahami alat, bahan serta langkah kerja yang digunakan sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik.


















Daftar Pustaka

Ali & tim Eramedia. 2005.Kamus Pintar Kimia. Publisher Eramedia.
Anonim, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Umum. Universitas Bengkulu; Bengkulu.
Bettelheim, 2005. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB ; Bandung.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta