LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Nama
: Nur Hidayah
NPM
: E1D015045
Prodi : Agribisnis
Kelompok : 4 (empat)
Hari / jam : Jumat,
08:00-09:40 WIB
Tanggal
: 6 November 2015
Ko-Ass : 1.
Retno Windy
2. Tri Nur Rodiyah
Dosen
: Drs. Hasan B.Daulay, MS
Objek Praktikum :
Cara-Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
LABORATORIUM TEKNOLOGI
INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Larutan merupakan istilah yang tak asing lagi
ditelinga kita, karena dalam kehidupan sehari-hari larutan sering kali disebut. Kita pun sudah
mempelajarinya sejak di bangku sekolah menengah. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny yang memiliki komposisi merata diseluruh
bagian volumenya. Suatu larutan terdiri
dari satu atau beberapa macam zat terlarut dan satu pelarut. Secara umum zat
terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit sedangkan pelarut adalah
komponen yang terdapat dalam jumlah banyak dibandingkan dengan zat terlarut.
Larutan
memiliki tiga fase, yaitu fase gas, padat dan cair. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu, besi dan logam lainnya. Sedangkan larutan cair
contohnya larutan teh, kopi dan air laut, dimana setiap larutan memiliki
konsentrasi yang berbeda-beda.
Di dalam larutan yang mengandung dua komponen
yaitu komponen zat terlarut dan pelarut disebut sebagai larutan biner.Kemampuan
pelarut melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai batasan
tertentu. Larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu
disebut sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan disebut
larutan tidak jenuh. Namun kadang- kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat
terlarut dalam larutan lebih banyak daripada yang seharusnya dapat larut dalam
pelarut tersebut pada suhu tertentu. larutan yang mempunyai
kondisi seperti ini dikatakan sebagai larutan lewat jenuh.
Larutan
dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Larutan dibuat
untuk mendapatkan campuran larutan dari dua zat atau lebih. Larutan memiliki
dua sifat, yaitu larutan eksoterm dan larutan endoterm.
1.2
Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan berbagai satuan
konsentrasi larutan
2. Mampu membuat larutan pada berbagai tingkatan konsentrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan
didefinisikan sebagai campuran dua zat atau lebih yang homogen terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat dibagi menjadi larutan padat, gas, dan cair. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil
solute (zat terlarut) relatif
terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian besar
solute.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah
zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal
ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa
dan persen volume (Baroroh, 2004).
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan
kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Cara menyatakan
konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
1.
Persen berat ( % W/W)
Menyatakan banyaknya gram zat terlarut
dalam gram larutan
2.
Persen volume (% V/V)
Menyatakan volume (ml) zat terlarut
dalam volum larutan (ml)
3.
Persen berat per volume (% W/V)
Menyatakan jumlah gram zat terlarut
dalam 100 ml larutan
4.
Part permillion (ppm) dan part
perbillon (ppb)
Konsentrasi ppm dan ppb digunakan untuk
larutan yang sangat encer
5.
Fraksi mol (fx)
Menyatakan jumlah zat terlarut atau
pelarut dalam larutan
6.
Molaritas (M)
Menyatakan jumlah mol zat terlarut per
liter larutan
7.
Molalitas (m)
Menyatakan
jumlah mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut
8.
Normalitas (N)
Menyatakan
banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan.
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1.
Pipet Ukur 1. H2SO4
2.
Pipet Gondok 2. NaCl
3.
Neraca Analitik 3. NaOH
4.
Botol Semprot 4. Etanol
5.
Kaca Arloji 5. KlO3
6.
Labu Ukur 6.
HCl
7.
Bola Hisap 7.
Asam Oksalat
8.
Sikat Tabung Reaksi 8. Urea
9.
Corong
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Membuat Larutan NaCl 1 %
Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu
Ukur 50 ml,
sampai tanda batas.
3.2.2 Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet
sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai larutan menjadi
homogen.
3.2.3 Membuat Larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang
sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian dimasukkan
ke dalam Labu Ukur 50 ml dan dilarutkan ke dalam aquades sampai tanda batas.
3.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4
(Mr.98 gram/mol)
Di pipet sebanyak 0,5 ml H2SO4
dengan pipet ukur,kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
v Labu
ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades,kira-kira 25 ml, selanjutnya ditambahkan ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda
batas. Cara seperti ini juga berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa
kuat yang lain.
3.2.5 Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
Dipipet
sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.6 Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4.
2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang
0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7
Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40
gram/mol )
Ditimbang 0.2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml sampai tanpa batas.
3.2.8 Membuat Larutan 1000
ppm Nitrogen ( N2 ) dalam Urea ( Mr. CO(NH2)2 60
gram/mol )
Ditimbang
0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1. Membuat Larutan NaCl 1%
%
W/V = gram zat terlarut x 100 %
ml larutan
1% = gram zat terlarut x 100%
50 ml
100 g = 50 ml
g = 50 ml / 100
gram NaCl = 0,5 g
2. Membuat Larutan Etanol 5%
%
V/V = ml zat terlarut x 100%
ml larutan
5% = ml zat terlarut
x 100%
50 ml
250 ml =
100 ml
ml
etanol = 2,5 ml
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3
M = ___gram zat terlarut _
Mr
zat terlarut x liter larutan
0,01 M = __gram
terlarut_
214 x 0,05 l
Gram KlO3 =
0,107 gram
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
0,5 x
1,303 = 0,6515 gram
M
= 0,6515 = 0.6515
= 0,13 gram 98 x 0,05
4,9
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl
N = mol ekivalen zat
terlarut ( Ek ) Ek = Gram
zat terlarut
volume
larutan BE
BE = Mr / n 37
/ 100 x 0,415 = 0,15355 gram
= 36,5 / 1 = 36,5
Ek = 0,15355
gram = 0,0042 N
= 0,0042 =
0,08 N
36,5 0,05
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam
Oksalat
BE = 126 / 2 = 63
EK = 0,3151 / 63 = 0,005
N
= 0,005 / 0,05 = 0,1
7. Membuat Larutan 1 N NaOH
BE =
40 / 10 = 4
Ek =
0,2 / 4 = 0,05
N =
0,05 / 0,05 = 1
8. Membuat Larutan 1000 ppm N2
dalam Urea
ppm = 0,1086 x 106
50 gram
ppm = 2172 / gram
BAB V
PEMBAHASAN
1. Membuat
Larutan Nacl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram Nacl
dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas
2. Membuat
Larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak 50 ml larutan
absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml
dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas
3. Membuat
Larutan 0,01 M KIO3 (Mr.214 gram/mol)
ditimbang sebanyak 0,107 gram
KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
50 ml,di larutkan dengan aquades tanda batas.
4. Membuat
Larutan 0,1 M H2SO4
Ditimbang sebanyak 0,5 ml H2SO4
dengan dengan pipet ukur. Kemudian diencerkan ke dalam aquades di dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas.
5. Membuat Larutan 0,1 N HCL (Mr.36,5
gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
6. Membuat
Larutan 0,1 N asam oksalat (Mr.H2C2O4.2 H2O.126
gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam
oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
50 ml sampai tanda batas
7. Membuat
larutan 1 N NaOH
Ditimbang sebanyak 0,2 gram
asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8. Membuat Larutan 1000 ppm N2
dalam Urea
Ditimbang 0,1086 gram urea
dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa :
Ø Berbagai
satuan konsentrasi larutan dapat dinyatakan banyaknya jika zat terlarut di
dalam jumlah yang tertenu.
Ø Membuat
larutan pada berbagai konsentrasi ada beberapa cara, yaitu :
ü Persen
berat (% w/w)
ü Persen
volume (% V/V)
ü Persen
berat per volume (% W/V)
ü Part
permillion (ppm) dan part perbillion (ppb)
ü Fraksi
mol (fx)
ü Molaritas
(M)
ü Molalitas
(m)
ü Normalitas
(N)
6.2 Saran
Agar semua pratikan
mampu menguasai materi percoabaan dan cermat serta teliti untuk dapat menghasilkan
hasil yang maksimal. Serta
kedepannya dapat memberikan saran yang
lebih baik dan tepat bagi praktikan.
JAWABAN
PERTANYAAN
1) 80 gram H2SO4
dilarutkan dengan 120 gram air.
Dik : Mr.
H2SO4 98 gram / mol Mr. air ( H2O ) 18 gram /
mol
BJ H2SO4
1303 gram / ml BJ Air 1
gram / ml
Konsentrasi
H2SO4 100 %
Mr. air 18
a) Persen Berat = masa zat terlarut x 100%
= 80 x 100%
Massa pelarut 120
=
8000 / 120% = 66,69
%
b)
Molalitas ( m ) = mol zat terlarut = 98 gram / mol
kg pelarut 0,12 kg
= 816,67 mol / 1000
gram
c)
Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
Liter
larutan
V
terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V
pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V
larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M =
98 mol = 540,27 mol / l
0,18139 l
d)
Fraksi Mol zat terlarut
Mol
terlarut = 0,816 Mol
pelarut = 6,67
X
= jumlah mol terlarut = 0,816
= 0,109
jumlah mol larutan 7,48
X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89
jumlah mol
larutan 7,48
2)
Lengkapilah Tabel Dibawah ini
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
Terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29
mol
|
B.
0,2416 l
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28
gram
|
D. 0,
368 mol
|
16 liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76
mol
|
450 ml
|
F. 1,699mol / l
|
KBr
|
G. 49,98
gram
|
0,42
|
H. 0,
233 l
|
1,8
|
A.
Mol zat terlarut = gram / Mr
= 25 / 85
= 0,29 mol
B.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 = 0,29
liter larutan
Liter larutan =
0,29 / 1,2
= 0,2416 l
C.
Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368 = massa terlarut / 85
massa terlarut = 85x0.368
= 31,28 gram
D.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
0,023 = mol / 16
mol = 16x0.023
= 0,368
E.
Mol zat terlarut = gr / mr
= 91 / 119 = 0,76 mol
F.
M = Mol zat terlarut
Liter
larutan
= 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l
G.
Mol zat terlarut = gram zat terlarut
Mr
0,42 = Gram terlarut / 119
gram
terlarut = 119x0.42
= 49,98 gram
H. M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l
DAFTAR PUSTAKA
Hiskia Achmad, 1992, Wujud Zat dan
Kesetimbangan Kimia. Bandung: CitraAditya Bakti
Atkins, PW. 1994, Physical
Chemistry, 5th.ed. Oxford : Oxford University Press
Arthur A. Frost dan RG. Pearson, 1961. Kinetics
and Mechanism, 2nd ed. New York : John
Willey and Sons Inc
Endang W Laksono, Isana SYL, 2003,
Kimia Fisika III, Jakarta : Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar