LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA UMUM
Disusun
Oleh
Nama
: Nur Hidayah
NPM
: E1D015045
Prodi
: Agribisnis
Kelompok
: 4 (empat)
Hari/Jam
: Jumat,
08:00-09:40 WIB
Tanggal
: 20 November 2015
Ko-Ass : 1. Retno Windy
2. Tri Nur Rodiyah
Dosen
: Hasan Basri Daulay, M.SObjek
Praktikum : Uji Molekul Kimia Hayati
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan kita sehari pasti kita memerlukan makan. Dan makanan yang kita makan
tersebut tentunya banyak mengandung berbagai macam asupan gizi, seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Tetapi asupan yang paling sering
kita makan dan masuk dalam tubuh kita adalah karbohidrat dan protein hal itu
karena tanpa karbohidrat maupun protein kita bisa saja hidup , akan tetapi
asupan gizi bagi diri kita sangatlah kurang.
Nasi
, singkong (umbi-umbian ) dan tepung merupakan beberapa macam dari sekian
banyak macam karbohidrat di muka bumi ini. Sama halnya dengan telur , daging ,
susu yang juga merupakan beberapa macam dari sekian banyak macam protein di
muka bumi ini.
Bagi
orang awam seperti kita tentu saja mungkin belum mengetahui dengan jelas asupan
apa saja yang kita makan setiap hariny untuk memenuhi kehidupan kita, hingga
badan kita bisa menjadi sedemikian rupa. Dalm diri kita sebagai orang awam
pasti muncul berbgai pertanyaan dalam diri kita seperti ; apakah karbohidrat
itu ? apakah protein itu ? . Maka dari itu dengan adanya praktikum kimia
organik ini semua pertanyaan itu dapat terjawab. Oleh karena itu pada praktikum
ini akan membahas tentang Uji molekul kimia hayati yaitu uji karbohidrat dan
protein.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang
secara alamiah terbagi atas Monosakarida, Oligosakarida, dan Polisakarida.
Monosakarida mengandung satugugus aldehid disebut aldesa, seperti fruktosa.
Oligosakarida adalah karbohidrat dengan2 sampai 8 polimer monosakarida berantai
lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menghasilkan oligosa dan
monosakarida.
Semua
jenis karbohidrat akan berwarna merah bila larutannya diberi beberapa tetes
α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk mengetahui adanya karbohidrat
adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning atau
merah). Uji Fehling (endapan merah
bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari
tiap-tiap golongan karbohidrat.
Protein
adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa
juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida. Struktur protein
dapat digolongkan berdasarkan bentuk dan proses pembentukan serta sifat
fisiknya. Terdapat empat struktur protein yaitu struktur primer, sekunder,
tersier dan kuartener. Selain penggolongan juga sering dilakukan sebagai
sebagai protein serabut atau dan protein globular. Asam amino diperlukan oleh
makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul
penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies
tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu
kekurangan asam amino yang bersangkutan.
Beberapa uji yang akan dilakukan
pada praktikum ini antara lain uji mollisch , dan uji fehling yang merupakan
dua pengujian dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji
kandungan karbohidrat. Serta reaksi
biuret , reaksi millon , dan reaksi nihidrin merupakan dua pengujian dari
sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan protein.
1.2 Tujuan
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia
molekul karbohidrat, protein dan lemak.
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan
strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul
hayati.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi
umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan
adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2)
yang lepas di udara (Almatsier, 2010).
Karbohidrat
merupakan sesuatu yang istimewa atau spesial karena karbohidrat adalah produk
fotosintesis yang banyak ditemukan pada tumbuhan yang melaksanakan sistem
sintesis. Karbohidrat merupakan bagian paling penting dalam tumbuhan berkayu
(Pallardy, 2007).
Nama
karbohidrat sama dengan kelas molekul-molekul yang terdiri dari molekul gula
halus atau kecil dilarutkan ke dalam “soft drinks” menjadi polisakarida,
menjadi molekul - molekul pati atau amilum yang dikomsumsi manusia di dalam
pasta dan kentang – kentang (Campbell, 2009).
Karbohidrat
adalah senyawa karbon yang tersusun atas karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen
(O). Didalam karbohidrat terdapat gugus fungsional antara lain: gugus hidroksil
(OH) dan sebuah gugus aldehida (keton). Berdasarkan hidrolisisnya, karbohidrat
dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya:
A). Monosakarida
Monosakarida
merupakan bahasa dari bahasa Yunani monos berarti “tunggal” dan sacchar berarti
gula. Umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O (Campbell,
2002).
Monosakarida
adalah karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis lagi menjadi satuan yang
lebih kecil lagi. Monosakarida adalah senyawa tak berwarna dan kebanyakan
mempunyai rasa manis dan berbentuk kristal (Sastrohamidjojo, 2005). Berdasarkan
gugus karbonilnya, monosakarida dibagi menjadi :
· Aldosa : monosakarida yang mempunyai
gugus fungsi aldehid (alkanal)
· Ketosa : monosakarida yang mempunyai
gugus fungsi keton (alkanon)
Monosakarida yang
penting :
· Glukosa : terdapat pada buah
· Fruktosa : terdapat pada buah dan madu
· Galaktosa : tidak ditemukan secara
alami
B). Disakarida
Oligosakarida
atau disakarida merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida atau gugus keton
dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila
tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama – sama
gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini
larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut dalam eter
dan pelarut organik non-polar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan dua molekul
monosakarida, yang mungkin dapat sama atau berbeda (Sastrohamidjojo, 2005).
Disakarida yang penting :
· Maltosa : terdapat pada biji-bijian
· Sukrosa : terdapat pada gula tebu, dan gula
bit
· Laktosa : terdapat pada susu
C). Polisakarida
Polisakarida adalah makromolekul,
polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa di antara polisakarida berfungsi
sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya ketika diperlukan akan
dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Polisakarida lain berfungsi
sebagai materi pembangun (penyusun) untuk struktur yang melindungi sel atau
keseluruhan organisme. Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh
monomer gulanya dan oleh posisi ikatan glikosidiknya (Campbell, 2002).
Polisakarida yang
penting :
· Amilum : terdapat sebagai simpanan energi
pada hewan
· Selulosa : terdapat sebagai simpanan energy
pada tumbuhan
· Glikogen : terdapat pada serat tumbuhan
Adapun fungsi dari
karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):
Sumber
energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan
energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di
seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan
otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Pemberi rasa manis pada
makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan
disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung
lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama.
Fruktosa adalah gula paling manis.
Penghemat
protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan
mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
Pengatur
metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya
oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton
berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
Membantu
pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran
feses dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa
dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin
mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa
makanan yang akan dikeluarkan.
Ada beberapa uji yang
digunakan untu menguji karbohidrat yaitu uji molisch dan uji fehling.
1. Uji molisch adalah
uji yang berprinsip dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat
pekat.Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin
merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil
furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molisch.
2. Uji fehling adalah
uji yang bertujuan untuk
memperlihatkan ada atau
tidaknya gula pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah
grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan yang mengandung
karbohidrat Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi
khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian,
yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan
Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi
Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh
suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi
ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan
glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata,
sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa
0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Protein
(akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. (Samsuri, Istamar dkk.
2004)
Protein
adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida. Protein terdapat
dalam semua jaringan hidup baik hewan maupun tumbuhan. Berdasarkan komponen
penyusunnya, protein dapat dibagi menjadi :
1. Protein sederhana,
yaitu yang tersusun hanya dari asam amino saja.
2. Protein majemuk,
yaitu protein tersusun dari asam amino dan gugus prospetik. Contohnya :
glikoprotein, lippoprotein, nukleoprotein, metalprotein, dan kromoprotein.
(Penyusun, Tim. 2014)
Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) Samsuri,
Istamar dkk. 2004).
Untuk
mengetahui apakah bahan makanan mengandung protein atau tidak, dapat diuji
melalui reaksi warna seperti : uji biuret, Xantoprotein, Millon, Ninhidrin, dan
uji Sakaguchi
( Penyusun, Tim. 2014)
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat
:
1. Botol semprot
2. Gelas piala 100 ml
3. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
4. Pipet tetes
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Tabung realsi + Rak
7. Penjepit tabung reaksi
8. Pipet volum 5 ml
9. Penangas air
10. Gelas
piala 1000 ml / 500 ml
11. Kompor
listrik/kompor gas
Bahan
:
1. Reagen Ninhidrin
2. NaOH 10 M
3. Fruktosa
4. α-naftol
5. Sukrosa
6. Etanol
7. Amilum
8. Aquades
9. Madu
10. Reagen
Mollisch
11. HNO3
12. H2SO4
13. Reagen
Millon
14. Fehling
15. NaNO2
0,15 M
16. Fehling
B
17. CuSO4
18. Air
bromin
3.2
Cara kerja
3.2.1
Uji karbohidrat
3.2.1.1
Uji Molisch
1. Menyediakan 5 buah
tabung reaksi bersih dan kering.
2. Menambahkan ke dalam
masing-masing tabung :
· Tabung I : menambahkan 2 ml glukosa 2 %
· Tabung II : menambahkan 2 ml fruktosa 2 %
· Tabung III : menambahkan 2 ml sukrosa (gula
tebu) 2 %
· Tabung IV : menambahkan 2 ml larutan kanji
(amilum) 2 %
· Tabung V : menambahkan 2 ml madu 50 % dalam
air
3.
Menambahkan kedalam masing-masing tabung 2 tetes reagen Molisch ( 10 % α-naftol
dalam etanol).
4.
Selanjutnya, dengan hati-hati menambahkan 2 ml H2SO4 melalui dindng tabung
reaksi sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
5. Mengamati perubahan
warna yang terjadi.
3.2.1.2
Uji Fehling
1. Mengambil satu buah
tabung reaksi, mengisi dengan air suling.
2.
Menambahkan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan Fehling B ke dalam tabung
reaksi yang lain.
3. Mencampurkan tabung
reaksi nomor satu dengan nomor dua.
4. Membagi larutan
nomor 4 menjadi 3 bagian (dalam tabung reaksi).
5. Selanjutnya :
· Tabung reaksi I : + 2 ml glukosa 10 %
· Tabung reaksi II : + 2 ml sukrosa 10 %
· Tabung reaksi III : + 2 ml amilum 2 %
6.
Memanaskan ke tiga tabung reaksi di atas dengan penangas air dengan suhu
sekitar 600 C, selama 10 menit.
7. Mengamati perubahan
warna yang terjadi.
8. Karbohidrat mana
yang mengandung gula pereduksi.
3.2.2
Uji Protein dan Asam Amino
Empat larutan yang akan disiapkan oleh koass
adalah : larutan putih telur, larutan susu, larutan estrak kaldu, dan larutan
X. Menguji ke empat larutan tersebut
dengan uji Biuret, uji Millon, Xantoprotein, dan uji Ninhidrin.
3.2.2.1
Reaksi Biuret
1. Menyiapakn empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Selanjutnya :
· Tabung I : + 2 ml putih telur + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
· Tabung II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
· Tabung III : + 2 ml ekstrak kaldu + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
· Tabung IV : + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4
0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
3. Mengocok tabung
reaksi I – IV, dan mengamati apa yang terjadi.
4.2.2.2 Reaksi Millon
1. Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Kedalam
masing-masing tabung :
· Memasukkan 2 ml sampel seperti reaksi biuret
di atas.
· Menambahkan 5 tetes pereaksi Millon.
· Memanaskan di atas penangas air selama 10
menit.
· Mendinginkan pada suhu kamar.
· Menambah 5 tetes NaNO2 0,15 M
· Mengamati warna yang terjadi.
4.2.2.3
Reaksi Xantoprotein
1. Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam
masing-masing tabung :
· Memasukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi
biuret di atas.
· Menambah 0,5 ml HNO3 pekat.
· Mengamati apa yang terjadi.
· Menambahkan NaOH hingga alkalis ( tes dengan
lakmus).
· Mengmati warna yang tterjadi.
4.2.2.4 Reaksi Ninhidrin
1. Menyediakan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam
masing-masing tabung :
· Memasukkan 1 ml sampel seperti reaksi biuret
di atas.
· Menambah 5 tetes larutan Ninhidrin.
· Mendidihkan selama 2 menit lalu amati warna
yang terjadi
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
No.
|
Sampel/contoh
|
Hasil Pengamatan
|
|
Hasil Uji Molisch
|
Hasil Uji Fehling
|
||
1.
|
Glukosa 2 %
|
Molisch :
cokelat
H2SO4 : cokelat tua
|
Hijau pekat
|
2.
|
Fruktosa 2 %
|
Molisch : ungu
padat
H2SO4 : ungu kecoklatan
|
-
|
3.
|
Sukrosa (gula
telur) 2 %
|
Molisch : ungu
pudar
H2SO4 : coklat pudar
|
Hijau pekat
|
4.
|
Amilum 2 %
|
Molisch :
putih kemerahan
H2SO4 : coklat pudar
|
Hijau pekat
|
5.
|
Madu 50 %
|
Molisch : ungu
H2SO4 : ungu pudar
|
-
|
Kesimpulan :
No.
|
Uji
|
Telur
|
Susu
|
Kaldu
|
Air Liur
|
1.
|
Biuret
|
Ungu muda bening
|
Putih kebiruan pekat
|
Putih kehijauan
bening
|
Biru bening
|
2.
|
Millon
|
Ungu menggumpal
|
Putih menggumpal
|
Putih bening
|
Ungu pudar
|
3.
|
Xantoprotein
|
Kuning kental
|
Putih pekat
|
Putih bening pudar
|
Putih
|
4.
|
Ninhidrin
|
Putih pudar
|
Putih keunguan
|
Putih keruh kecoklatan
|
Putih bening
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini judul percobaannya adalah tentang uji molekul kimia hayati.
Tujuan dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa mampu menganalisis sifat
fisis dan kimia melkul karbohidrat, protein dan lemak, mahasiswa mampu
menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukurnya, serta mahasiswa mampu
melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati. Uji molekul hayati yang
dilakukan di percobaan ini adalah menguji karbohidratdan protein.
Berdasarkan
teori karbohidrat senyawa karbon yang tersusun atas karbon (C), Hidrogen (H),
dan Oksigen (O). Dan memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah.
Sedangkan protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida
dan berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim.
Untuk
uji karbohidrat sampel yang digunakan antara lain glukosa, fruktosa, sukrosa,
amilum, dan madu. Untuk pengujian karbohidrat ini dilakukan dengan dua uji,
yaitu uji molisch dan uji fehling.
Sedangkan untuk uji protein sampel yang digunakan antara lain putih
telur, susu, ekstrak kaldu, dan larutan X. Untuk pengujian protein ini di
lakukan dengan 4 macam uji, yaitu uji biuret, millon, xantoprotein, dan
ninhidrin. Hasil yang didapat pada praktikum ini antara lain:
Untuk uji karbohidrat:
1. Glukosa dengan uji
molisch menghasilkan lapisan berwarna coklat terang, dan dengan uji fehing
menghasilkan warna dari sebelumnya biru menjadi orange/merah bata. Fruktosa
dengan uji molisch menghasilkan lapisan
berwarna coklat gelap.
2. Sukrosa dengan uji
molisch menghasilkan lapisan warna coklat tidak terlalu tampak, dan dengan uji
fehling mengasilkan warna coklat.
3. Amilum dengan uji
molisch menghasilkan warna coklat pekat, dan dengan uji fehling terbentuk dua
lapisan, berwarna hijau tosak (atas) dan berwarna biru (bawah).
4. Madu dengan uji
molisch menghasilkan warna coklat pekat.
Dari semua uji yang
dilakukan disimpulakn bahwa semua sampel mengandung karbohidrat, baik di uji
dengan uji molisch ataupun uji fehling. Selain itu untuk glukosa diketahui
bahwa glukosa mengandung gula pereduksi, hal itu karena dengan uji fehling
menghasilkan endapan merah bata yang menandakan terjadi reaksi yaitu, ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
Untuk
uji protein didapatkan hasil bahwa untuk semua sampel yang di uji baik dengan
uji biuret, millon, xantoprotein, dan ninhidrin semuanya menandakan mengandung
protein, hanay saja kandungan protein untuk tiap sampel dan tiap pengujian
berbeda-beda satu dengan yang lain dan sampel yang paling banyak mengandung
protein adalah putih telur dan paling sedikit mengandung protein adalah larutan X.
BAB
VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
1. Sifat fisis adalah
sifat dari suatu zat yang dapat diamati tanpa merubah struktur materi penyusun
zat ters sedangkan sifat kimia adalah sifat yang hanya dapat diamati saat zat
telah berubah reaksinyaa.
2. Reaksi karbohidrat
dan sekutunya adalah reaksi yang terjadi akibat uji molekul hayati untuk
mengetahui sifat senyawa tersebut.
3. Uji molekul kimia
hayati terdiri dari uji karbohidrat, uji protein dan asam amino, uji fehling,
uji molisch, reaksi millon, reaksi biuret, reaksi ninhidri dan reaksi
sakaguchi.
6.2
Saran
Saran untuk teman-teman
praktikan supaya bisa menjaga alat-alat laboratorium dengan baik, lebih
kondusif saat praktikum, lebih menjaga kebersihan laboratorium setelah selesai
melakukan percobaan dan agar lebih belajar dengan sungguh-sungguh dan teliti
supaya hasil yang didapat sesuai harapan sehingga kita bisa menjadi praktikan
yang handal dan semoga dipraktikum selanjutnya lebih lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier.
S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Campbell, Neil. A. dkk.
2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell,
Neil. A. et.al. 2009. Biology Concepts
& Connections. San Francisco:
Pearson
Benjamin Cummings.
http://rakkhitanando.blogspot.co.id/2014/12/laporan-pratikum-kimia-identivikasi_9.html
diakses pada 21 November 2015.
Pallardy,
Stephen G. 2007. Physiology of Woody
Plants. United States of America: Academic Press.
Samsuri, Istamar dkk.
2004. Biologi SMA kelas XI. Erlangga
: Malang
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia,
Karbohidrat, danProtein. Yogyakarta: UGM Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar